Senin, 30 November 2015
Rabu, 21 Oktober 2015
LOMBA BULAN BAHASA SE-KECAMATAN SEPAKU 2015
Persiapan Pembukaan Lomba Bulan Bahasa |
Kata Sambutan dari Pak Panggih, S.Pd.,M.M. |
Sambutan Bapak Suwardi, S.Pd.,M.M |
Peserta Lomba Mengikuti Pembukaan |
Team Mading SDN 021 Sepaku begitu serius |
Antusias Pesert Lomba Mading .... |
Masing-masing team sibuk dengan madingx.. |
Semangat Terus.... |
Peserta Lomba Pidato.... |
Peserta Lomba Cerita Bergambar ... |
Juara 3 .... Mading Team SDN 021 Sepaku. |
Mading Hasil Karya Sekolah-Sekolah... |
Penyerahaan Hadiah Juara Lomba Mading... |
Inilah Team Mading SDN 021 Spk beserta Kepsek dan Guru Pemdamping... |
![]() |
Piss Peserta Pantomin SDN 021 Sepaku ... |
![]() |
Pantomin SDN 021 Sepaku Sedang Beraksi... |
Jumat, 25 September 2015
Pisah Sambut Kepsek dan Perayaan Idul Adha 2015
Sambutan Kepsek yang baru Ibu Desmiasih, S.Pd |
Doa Pembukaan oleh Bapak Bahrudin, S.Pd.I |
Makan bersama siswa-siswi dalam perayaan Idul Adha |
Sambutan Kepsek Lama Bapak Panggih, S.Pd.,M.M. |
Sambutan Pengawas TK/SD Bapak Mardi, S.Pd |
Sambutan Kepala Disdikpora Bapak Marjani, S.Sos.,M.Si |
Penyerahan bingkisan kasih |
Add caption |
Foto bersama kepala Disdikpora PPU |
Foto bersama kepala sekolah se Gugus 1 Sepaku |
Senin, 07 September 2015
Materi Refleksi atau Pencerminan pada Bangun Datar Kelas 5 SD
Pencerminan Bangun Datar - Apakah kalian pernah bercermin? Tentu saja kalian pernah bercermin. Nah,
ketika kalian bercermin, pasti kalian dapat melihat bayangan wajah atau tubuh
kalian pada cermin tersebut. Namun, apabila kalian perhatikan, bayangan yan ada
dicermin posisinya terbalik. Tangan kanan kalian akan tampak menjadi tangan
kiri di cermin, begitupun sebaliknya tangan kiri kalian akan tampak seperti
tangan kanan pada cermin tersebut. Mengapa demikian? Materi Rumus Matematika Dasar kali ini akan membahas mengenai hal
tersebut.
Materi kali ini berkaitan dengan pencerminan pada bangun datar. Pencerminan
atau biasa disebut refleksi pada bangun datar merupakan sebuah transformasi
atau perpindahan suatu titik pada bangun datar dengan menggunakan sifat benda
dan bayangannya pada sebuah cermin datar. Oleh karenanya, kalian harus paham
terlebih dahulu mengenai sifat-sifat pencerminan pada bangun datar yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
Sifat-Sifat Pencerminan Pada Bangun Datar
Dari gambar yang ada di atas, kita dapat menyimpulkan sifat
pencerminan sebagai berikut:
- Objek dan bayangan akan selalu sama
- Jarak setiap titik yang ada pada objek terhadap cermin, sama persis dengan jarak setiap titik yang ada pada bayangan terhadap cermin. (s=s')
- Tinggi bayangan akan sama dengan tinggi bayangannya (h=h')
- Garis yang menghubungkan tiap titik pada objek dengan titik yang ada pada bayangan akan selalu tegak lurus terhadap cermin.
Sekarang coba perhatikan contoh pencerminan bangun datar berikut ini:
Dari gambar tersebut kita dapat melihat sifat-sifat pencerminan
sebagai berikut:
- Luas segitiga PQR = Luas Segitiga P'Q'R' karena Segitiga PQR kongruen dengan Segitiga P',Q',R'
- RA = R'A, PB = P'B, dan QC = Q'C artinya, jarak titik pada setiap sudut segitiga PQR terhadap cermin sama persis dengan jaraik titik pada setiap sudut segitiga P'Q'R' terhadap cermin.
- Tinggi segitiga PQR sama dengan tinggi bayangannya (segitiga P'Q'R')
- Ruas garis PP', QQ', dan RR' tegak lurus terhadap garis cermin AC
Melukis Bayangan Hasil Pencerminan Suatu Bangun Datar
Sebuah bangun dengan empat sisi ABCD dicerminkan terhadap
cermin c. Perhatikan gambar dibawah ini serta langkah-langkah untuk melukis
bayangannya.
- Tahap pencerminan:
- Buatlah garis dari titik C, memotong garis c tegak lurus di P.
- Ukur CP = PC'
- Buat garis dari titik B memotong garis c tegak lurus di Q.
- Ukur BQ = QB'
- Buat garis titik A memotong c tegak lurus di R
- Ukur AR = RA'
- Buat garis dari titik D memotong garis c tegak lurus di S
- Ukur DS = SD'
Cara Menghitung Rumus Volume Kubus dan Balok SD Kelas 5
Rumus Volume Kubus dan Balok - Bagaimanakah cara mencari volume kubus
dan balok? mungkin itu adalah pertanyaan yang adad di kepala kalian saat ini.
beruntung sekali kalian bisa menemukan materi tentang pembahasan rumus volume
kubus dan balok yang ada di blog ini. Di dalam artikel ini kalian akan belajar
mengenai rumus apa saja yang bisa digunakan untuk mengetahui volume dari sebuah
kubus ataupun balok. Tapi sebelumnya ada baiknya kalian menyimak Cara Menghitung Rumus Luas Persegi Panjang . Setelah kalian mempelajari rumusnya, kalian bisa
mempelajari cara menggunakan rumus tersebut melalui contoh-contoh soal dan
pembahasan yang diberikan. baiklah, tak perlu berlama-lama mari kita pelajari
bersama materi pelajaran matematika kelas 5 SD mengenai volume kubus dan balok
berikut ini:
Rumus Cara Mencari Volume Kubus dan Balok
Rumus Volume Kubus
Tentu kalian semua sudah tahu bahwa kubus termasuk ke dalam bentuk
bangun ruang khusus karena setiap sisi atau rusuknya memiliki ukuran yang sama
panjang. Di dalam rumus volume kubus kita tidak akan menemukan istilah panjang,
lebar, ataupun tinggi kita hanya akan menggunakan istilah rusuk atau sisi (s). Mari
kita simak contoh gambar sebuah kubus berikut ini:
Untuk mencari volume dari kubus seperti pada gambar di atas, kita bisa
menggunakan rumus volume kubus berikut ini:
Volume Kubus = rusuk x rusuk x
rusuk
V = s.s.s
V = S3
Dari konsep rumus volume kubus ini kita nantinya bisa mengetahui
konsep rumus balok. Untuk memahaminya dengan lebih mudah, mari kita simak cara
penggunaan rumus tersebut dalam contoh-contoh soal di bawah ini:
Contoh Soal 1
Diketahui panjang salah satu sisi dari sebuah kubus adalah 4cm. Maka berapakah
volume dari kubus tersebut?
Jawab:
V = sisi x sisi x sisi
V = 4cm x 4cm x 4cm
V = 64cm3
Rumus Volume Balok
Balok Sebenarnya sangat mirip dengan kubus namun rusuk-rusuk yang ada
pada kubus memiliki ukuran yang berbeda. Oleh karena itu, pada rumus volume
kubus kita akan menggunakan istilah panjang lebar dan tinggi. Simak gambar
balok di bawah ini:
Volume sebuah balok bisa diketahui dengan cara menghitung luas alas
dari balok tersebut lalu dikalikan dengan tingginya. Karena bentuk alas dari
sebuah balok adalah persegi panjang, maka untuk mencari luas alasnya digunakan
rumus:
Luas Alas Balok = Panjang X
Lebar
Luas Alas Balok = p x l
maka kemudian rumus volume balok menjadi seperti ini:
Volume Balok = Luas Alas X
Tinggi
Volume Balok = Panjang x Lebar x
Tinggi
Volume Balok = p x l x t
Mari kita coba perhatikan penggunaan rumus tersebut pada contoh soal
berikut ini:
Contoh Soal 2
Sebuah kolam renang memiliki ukuran panjang, lebar, dan
tinggi berturut-turut 350cm, 500cm, dan 230cm. maka berapakah volume dari kolam
renang tersebut?
Jawab:
V = p x l x t
V = 350cm x 500cm x 230 cm
V = 40250000 cm3
Contoh Soal dan Pembahasan Tentang Volume Kubus dan Balok:
Contoh Soal 3
Coba kalian perhatikan gambar berikut ini:
Pada gambar di atas terdapat sebuah balok yang diatasnya terletak
sebuah kubus. Apabila balok tersebut memiliki panjang 10 cm, lebar 3 cm, dan
tinggi 4 cm. Hitunglah volume dari balok tersebut dan juga volume kubus yang
ada di atasnya!
Jawab:
Pertama-tama kita harus mencari volume dari balok terlebih dahulu.
V = p x l x t
V = 10 cm x 3 cm x 4 cm
V = 120 cm3
Kemudian kita hitung volume kubusnya. Lihatlah posisi kubus diatas,
panjang sisinya sama dengan lebar balok. Maka panjang sisi kubus tersebut
adalah 3cm.
V = s x s x s
V = 3 x 3 x 3
V = 27cm3
Maka, volume keseluruhan dari bangun ruang di atas adalah: 120 + 27 =
147cm3
12 Cara Menjadi Guru yang Baik
Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru
tersebut tapi soal kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang
sifatnya baik pun akan cepat marah jika muridnya sering berlaku tidak
tertib. Salah satu hal yang membuat siswa tertib adalah kesibukan yang
bermakna. Membuat siswa bisa sibuk namun tetap bermakna memang tantangan
semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit pada siswanya
dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan
oleh masalah perilaku.
Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.
Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita.
Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.
Ada beberapa cara untuk membuat jam pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita.
- rencanakan dalam seminggu perencanaan mengajar anda
- selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
- tidur yang cukup setiap hari. Hal ini penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
- rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP anda pada rekan sesama guru.
- masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
- pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
- saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
- tebarkan senyum pada seisi kelas
- ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
- berikan soal yang menantang dan bukan sekedar sulit
- minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya jika ia sudah selesai
- kurangi gaya ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan.
Model-Model Pembelajaran SD
Selamat Pagi....
Untuk teman-teman pendidik yang masih mencari-cari model-model pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas...
Selamat membaca dan mudahan dapat menggunakannya di dalam kelas.
Macam-macam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar
I. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
II. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN
A. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
1. Pengertian Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
2. Macam-Macam Pembelajaran Langsung
Adapun macam-macam pembelajaran langsung antara lain :
1. Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar.
2. Praktek dan latihan, merupakan suatu teknik untuk membantu siswa agar dapat menghitung dengan cepat yaitu dengan banyak latihan dan mengerjakan soal.
3. Ekspositori, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit.
4. Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian informasi yang mirip dengan ceramah dan ekspositori, hanya saja frekuensi pembicara/guru lebih sedikit dan siswa lebih banyak dilibatkan.
5. Questioner
6. Mencongak
3. Ciri-Ciri pada Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Proses pembelajaran didominasi oleh keaktifan guru.
2. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi.
3. Lebih mengutamakan keluasan materi ajar daripada proses terjadinya pembelajaran.
4. Materi ajar bersumber dari guru.
4. Tujuan Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak¬tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).
Menurut Slavin (1997), pembelajaran kooperatif, merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari, 2000:25).
Eggen dan Kauchak (1993: 319) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu.
2. Macam-Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001), yaitu;
1. Student Teams Achievement Division (STAD)
Metode STAD (Student Achievement Division) untuk mengajarkan kepada siswa baik verbal maupun tertulis.
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok.
2. Tiap anggota menggunakan lembar kerja.akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi.
3. Tiap minggu atau 2 minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan materi.
4. Tiap siswa dan tiap TIM diberi skor atas penguasaannya terhadap materi, yg meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.
2. Group Investigation (GI)
Dirancang Herbert Thelen,diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dkk
Dibandingkan dg metode STAD & Jigsaw, metode GI dipandang sebagai metode yg paling kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi
Langkah-langkah ;
1) Seleksi topik
2) Merencanakan kerja sama
3) Implementasi
4) Analisis dan Sintesis
5) Penyajian hasil akhir
6) Evaluasi
3. Jigsaw
Dikembangkan oleh Slavin dkk
Langkahnya :
• Kelas dibagi menjadi beberapa tim/kelompok,anggotanya 5-6 yang karakteristiknya heterogen.
• Bahan yang disajikan bentuk teks, tiap siswa bertanggung jawab mempelajari.
• Anggota dari beberapa tim yang berbeda bertanggung jawab mempelajari suatu bagian akademik yang sama,berkumpul,saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.Kumpulan siswa disebut kelompok pakar (expert group)
• Para siswa yang ada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajar anggota baru mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
• Setelah diadakan pertemuan dan diskusi para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang pernah dipelajari.
• Pemberian skor diberikan / dilakukan seperti dalam metode STAD. Nilai tertinggi diberi penghargaan oleh guru.
4. Structural Approach
Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah;
1. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
2. Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Arends, 1997: 110-111).
a. Struktur tugas mengacu pada cara pengaturan pembelajaran dan jenis kegiatan siswa dalam kelas
b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa dan guru pada akhir pembelajaran atau saat siswa menyelesaikan pekerjaannya. Ada tiga macam struktur tujuan, yaitu:
1 Struktur tujuan individualistik
2 Struktur tujuan kompetitif
3 Struktur tujuan kooperatif
c. Struktur penghargaan kooperatif, yaitu penghargaan yang diberikan pada kelompok jika keberhasilan kelompok sebagai akibat keberhasilan bersama anggota kelompok.
3. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Model Kooperatif
Menurut Arends (1997: 111), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,
kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda,
penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut (Ibrahim, M., dkk., 2000: 10)
1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
2 Menyampaikan informasi.
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4 Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
5 Evaluasi atau memberikan umpan balik.
6 Memberikan penghargaan.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak¬tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut:
1 Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
2 Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
3 Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
5. Ketrampilan Pembelajaran Kooperatif
Melalui model ini diharapkan tidak cuma kemampuan akademik yang dimiliki siswa tetapi juga ketrampilan yang lain. Keterampilan-keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. (2000:47-55), antara lain:
1 Keterampilan-keterampilan Sosial
2 Keterampilan Berbagi
3 Keterampilan Berperan Serta
4 Keterampilan-keterampilan Komunikasi
5 Pembangunan Tim
6 Keterampilan-keterampilan Kelompok
C. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
1. Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002 : 123).
2. Macam-Macam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah Menurut Arends (1997), antara lain :
1 Pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk pembelajarannya.
2 pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata.
3 belajar otentik (authentic learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konsteks kehidupan nyata.
4 Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
3. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah
ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends (2001 : 349), antara lain :
1 Pengajuan pertanyaan atau masalah.
2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
3 Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
4 Menghasilkan produk dan memamerkannya.
5 Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah berikut.
1 Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan
2 Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4 Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5 Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. (Sumber: Ibrahim, 2000 : 13).
4. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri (Ibrahim, 2000 : 7).Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.
5. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Ibrahim (2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
1 Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.
2 Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan.
3 Memfasilitasi dialog siswa.
4 Mendukung belajar siswa.
D. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)
Pembelajaran Kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tiga pilar yang menjadi landasan filosofis model ini :
1. CTL mencerminkan konsep saling bergantungan
2. CTL mencerminkan prinsip deferensiasi
3. CTL mencerminkan prinsip pengorganisasian diri
Komponen Pembelajaran Kontekstual :
1. Konstruktivisme
2. Inkuiri
3. Bertanya
4. Masyarakat Belajar
5. Pemodelan
6. Refleksi
7. Penilaian.
Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual ;
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkons-truksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan Inkuiri untuk semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok).
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir penemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan Pembelajaran Kontekstual :
1. Pengalaman nyata
2. Kerjasama saling menunjang
3. Gembira belajar dengan bergairah
4. Pembelajaran terintegrasi
5. Menggunakan berbagai sumber
6. Siswa aktif dan kritis
7. Menyenangkan tidak membosankan
8. Sharing dengan teman
9. Guru kreatif.
E. PEMBELAJARAN QUANTUM
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan.
Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif.
Proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
Pembelajaran Quantum merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori / pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi yang jauh sebelumnya sudah ada dikaitkan dengan penemuan empiris sehingga terjadi keseimbangan otak kiri dan otak kanan yang pada dasarnya anak itu mempunyai kecerdasan ganda.
Ciri-ciri umum Pembelajaran Quantum :
Berpangkal pada psikologi kognitif
Lebih bersifat humanistis
Siswa sebagai pembelajar menjadi pusat perhatian
Lebih bersifat pada konstruktivistis
Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna
Sangat menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi
Sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran
Sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran
Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran
Memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi fisikal atau material
Prinsip Pembelajaran Quantum :
1. Bawa dunia mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka
2. Berlaku prinsip permainan Orkestra simfoni
3. Harus berdampak bagi terbentuknhya keunggulan
Kerangka perencanaan Pembelajaran Quantum :
Menggunakan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari :
1. Tumbuhkan
2. Alami
3. Namai
4. Demonstrasikan
5. Ulangi
6. Rayakan
terimaksih yang telah mengunjungi blog kami...
RPP Kurikulum KTSP
Bagi yang belum memiliki RPP, mudahan ini bisa membantu... klik saja link dibawah
http://www.sekolahdasar.net/2015/02/rpp-kurikulum-ktsp-kelas-1-2-3-4-5-dan-6-sd.html
http://www.sekolahdasar.net/2015/02/rpp-kurikulum-ktsp-kelas-1-2-3-4-5-dan-6-sd.html
Langganan:
Postingan (Atom)